HRM Khalilur Abdullah Sahlawiy Paparkan Visi Besar Ekonomi Lewat “AKUR AMAT KAU PEDRAS”

Ket. Foto Sabhumi Barat Basra

Situbondo, detik1.co.id // HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang akrab disapa Ji Lilur, memaparkan perjalanan panjang dan rencana besar usahanya yang diberi nama “AKUR AMAT KAU PEDRAS”. Akronim tersebut mencakup sembilan sektor strategis yang akan ia garap: Akuakultur, Rokok, Air Mineral, Tambang, Kebun, Tembakau, Pertanian, Perdagangan, dan Beras.

Dalam penyampaiannya, Ji Lilur menuturkan bahwa hampir dua tahun terakhir waktunya tersita untuk memperjuangkan ekspor Benih Bening Lobster (BBL) dari Indonesia ke Vietnam. Namun perjuangan tersebut, menurutnya, penuh hambatan akibat permainan gelap di tubuh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Selama sembilan belas bulan saya di-PRANK oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, DIKIBULI oleh Menteri dari negara sendiri. Aturan yang dibuat tidak dipatuhi, dan semuanya dibuat gelap. Menterinya pun gelap,” tegas Ji Lilur.

Meski begitu, ia menyatakan bersyukur ketika pada 1 Agustus 2024, Presiden RI, Prabowo Subianto, memutuskan untuk memberhentikan sementara ekspor BBL dari Indonesia ke Vietnam. Lebih jauh lagi, kewenangan aturan ekspor ditarik dari KKP dan akan diatur langsung melalui Peraturan Presiden (Perpres) yang saat ini tengah digodok.

“Keputusan Presiden untuk menarik kewenangan aturan ekspor dari KKP membuat saya lega. Dengan aturan main yang setara dan objektif, saya bersama Bandar Laut Dunia Grup akan menjadi Raja Lobster Dunia,” ucapnya penuh keyakinan.

Menurut informasi yang ia peroleh, rancangan Perpres itu akan melibatkan lintas kementerian dan lembaga negara, antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri, BPK, KPK, Polri, TNI, Kejaksaan Agung, hingga Kementerian Pertahanan, selain KKP.

Dengan regulasi baru yang lebih terbuka, Ji Lilur menegaskan sudah menyiapkan strategi dominasi pasar lobster global. Pasar Vietnam disebut sudah ia kuasai, sementara suplai dari Indonesia akan segera dihegemoni melalui struktur bisnis yang lebih sistematis.

Baca Juga:
Angka Konfirmasi Positif Covid-19 meningkat, Kapolres Nganjuk Galakkan Patroli Pamor Keris Sisir Pelanggar Prokes

Ia mengumumkan bahwa dalam 10 hari ke depan, 17 tim dari BALAD Grup — terdiri dari direksi dan karyawan — akan bergerak ke salah satu provinsi untuk menyiapkan tiga langkah besar:
1. Membuka kantor cabang di tingkat provinsi dan kabupaten.
2. Mendirikan sembilan gudang untuk penampungan dan pembelian BBL.
3. Membentuk 200 Kelompok Usaha Bersama (KUB) dengan ribuan nelayan, termasuk penyediaan ratusan kapal dan alat tangkap BBL secara bertahap.

“Ketika Bandar Laut Dunia Grup menata kembali rencana hegemoni ekspor BBL, saat bersamaan BALAD Grup juga akan kembali menata usaha akuakultur di gugusan Teluk Kangean,” jelasnya.

Selain fokus pada lobster, Ji Lilur menegaskan bahwa ia juga kembali mengaktifkan sejumlah rencana usaha yang sempat terbengkalai akibat konflik panjang dengan apa yang ia sebut sebagai “Mafia Lobster”. Sejumlah bidang usaha lain pun siap dibumikan kembali, dimulai dari sektor tambang yang minggu lalu mulai ia tata ulang.

Dari sektor tambang inilah, menurutnya, akan lahir pembiayaan bagi pengembangan sektor lain yang harus disegerakan:
1.Pabrik Rokok Bintang Sembilan (RBS) harus segera dibangun.
2.Pabrik Beras harus didirikan.
3.Perkebunan tembakau harus dikuasai.
4.Pabrik air mineral harus segera dirintis.
5.Perdagangan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan budidaya harus dilaksanakan secara luas.

Dengan penuh optimisme, Ji Lilur menyampaikan rasa bangga dan bahagia atas keberanian Presiden RI yang dinilainya tegas memberangus mafia dalam sektor perikanan.

“Inilah saatnya saya bekerja maksimal. Kerja jujur dan idealis saya kini mendapat dukungan utama dari Presiden Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto,” tandasnya.

Rangkaian rencana besar itu kemudian ia beri nama AKUR AMAT KAU PEDRAS, sebuah visi usaha lintas sektor yang digadang mampu mengangkat perekonomian nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Baca Juga:
Masyarakat Situbondo Butuh Pemimpin Nasionalis dan Agamis, Bukan Pemimpin Yang Korupsi

“Mari bersama cintai Indonesia. Mari bersama bangun jaya Indonesia,” tutup pria yang menyebut dirinya “Sang Surya Majapahit” itu dengan semangat, seraya menandaskan salam khas-nya: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

error: