Menu Program Makan Bergizi Gratis di Sapudi Tuai Sorotan, Dinilai Tidak Sesuai Kebutuhan Lokal

Ket.Foto Makan Siang Gratis

Sumenep, detik1.co.id // Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kepulauan Sapudi kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, menu yang disajikan dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat setempat.

Seorang sumber yang enggan identitasnya dipublikasikan mengaku kecewa dengan hidangan MBG. Menurutnya, makanan yang diberikan justru menyerupai hidangan ala Barat dan jauh dari pola makan bergizi yang seharusnya.

“Menu yang diberikan itu kayak menu orang bule, cuma hamburger saja. Terus, di mana itu gizinya?” ujarnya dengan nada geram, Senin (1/9/2025).

Ia menegaskan, program MBG seharusnya menghadirkan menu sehat, seimbang, serta sesuai dengan kebutuhan gizi masyarakat lokal. “Kalau memang disebut makan bergizi gratis, mestinya pakai nasi dan lauk, bukan malah burger instan,” tambahnya.

Selain menu yang dinilai tidak tepat, kehadiran makanan olahan seperti nugget juga menjadi perhatian. Kandungan lemak jenuh, natrium tinggi, serta bahan pengawet seperti nitrit dalam nugget disebut berbahaya bagi kesehatan. Risiko yang ditimbulkan antara lain obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, hingga kanker kolorektal. Nugget juga minim serat serta rawan terkontaminasi bakteri bila tidak dimasak atau disimpan dengan benar.

Di sisi lain, distribusi MBG juga terkendala keterlambatan di sejumlah sekolah di Kecamatan Gayam. Kondisi ini berdampak langsung pada siswa maupun guru. Sebagian siswa harus menunggu lebih lama di sekolah meski jam belajar telah selesai, bahkan ada yang harus kembali setelah pulang ke rumah hanya untuk mengambil jatah MBG.

Sementara itu, bagi pihak sekolah, keterlambatan menjadi beban tambahan. Guru dituntut memastikan makanan benar-benar diterima oleh siswa. Seperti yang terjadi di PAUD Aba Siti Khatija Gayam, para guru bahkan harus memanggil kembali siswa dan wali murid setelah jam pulang, sekaligus memindahkan puluhan porsi makanan dari tray MBG ke kantong plastik agar bisa dibawa pulang.

Baca Juga:
Aipda Niko Sutikno, S.H. Dalam Sehari Mendapat 2 Piagam Penghargaan
error: